Kamis, 01 Juli 2010

18+ (2010)

SINOPSIS

Raka (Samuel Sylgwyn) dan Topan (Adipati Koesmadji) adalah dua sahabat yang berlatar belakang berbeda. Raka mempunyai seorang ibu dan diam-diam berhubungan dengan kakaknya Bella yang berprofesi sebagai simpanan. Sementara Topan mempunyai seorang ibu bernama Retno (Wulan Guritno) yang kerap bermasturbasi karena kesepian.

Kehidupan cinta Raka dan Topan diekspresikan dengan begitu bebas alias suka-suka mereka. Raka berpacaran dengan Helen (Leylarey Lesesne), sahabat Chanisa (Stevani Nepa) yang merupakan pacar Topan. Konflik mulai datang saat Raka dan Topan mencoba membayar biaya perawatan Chanisa yang terkena kanker paru-paru. Sebuah geng rentenir yang dipinjami uang tidak sabaran dan memperkosa Helen. Apakah yang akan mereka selanjutnya? Apa hubungan semua cerita ini dengan judul 18+?

REVIEW

Nayato Fio Nuala memulai tahun ini dengan besutan terbarunya yang berjudul 18+ yang terbilang kontroversial secara judul dan materi yang dicoba ditawarkan. Bahkan coba liat posternya! Menggelikan dan tidak ada art sama sekali. Seakan digunakan untuk membuat orang penasaran (baca:bergairah) dan menonton film ini. Namun sudah bawaan untuk menulis karya-karya orang Indonesia (mengesampingkan fakta bahwa pendiri Starvision Plus adalah orang India), maka saya tonton saja. 

Film dibuka dengan opening credits yang membuat fake scene tentang adegan yang dimainkan Topan dan Chanisa. Dari situ semua orang akan merasakan bahwa Wah!!! Baru pertamanya aja udah parah, gimana lanjutinnya? Tapi...boleh dicoba juga tuh . Dari situ, Nayato selama beberapa belas menit, mencoba untuk tidak membuat flash editing yang biasa ia buat dengan POV kamera entah dari sudut mana. Ia membuat pergerakan kamera yang biasa. Namun sampai di adegan kampus, mulai deh Nayato yang memang menjadi DOP resmi untuk film ini (setelah sebelumnya pake nama samaran) mulai menunjukkan tajinya secara berlebihan dan keseringan. Tidak ada harapan bagi saya sebenarnya, tapi just make it flow sementara menulis rangkuman cerita yang ternyata dari tadi masih satu paragraf saking pendeknya plot yang ditawarkan, padahal penulisnya sendiri ada 3! Yakni Eka Dimitri Sitorus (Ekskul), Ery Sofid (Hantu Perawan Jeruk Purut), dan Viva Westi (Suster N). Tidak disangka masih sebanyak itu untuk ide cerita yang sedikit.

Cerita yang belum bisa menunjukkan bahwa ia lagi mengusung plot yang dibawa dari sinopsis, adalah kelemahan terbesar dalam film ini. Ketika sebuah film mencoba bercerita baik secara visual ataupun keduanya, mereka harus yakin bahwa baik secara jelas ataupun implikasi, film tetap bisa bercerita. Namun film ini dengan bodohnya memasukkan belasan subplot. Subplot yang mesti disisihkan dan dibuang. Itupun belum termasuk adegan reklame neon (entah merek/toko apaan) yang berkali-kali muncul didalam film  ini. Nayato mencoba membuat film ini sangat art seperti yang ia lakukan di Cinta Pertama dan The Butterfly. Sayangnya yang ada malah melodrama yang menjadi terlalu mengalir dan tidak nyambung.

Akting yang paling bagus adalah dari Arumi Bachsin dan Wulan Guritno. Arumi memerankan tokohnya dengan apik (tapi endingnya terseok-seok) sementara Wulan sebagai Retno menunjukkan wajahnya yang gamang dan ekspresinya yang datar. Tapi cerita menginginkan hal seperti itu. Keempat yang menjadi awal? Tidak bagus dan hanya menjual muka mereka yang cantik dan tampan. Lebih baik mereka bersekolah lagi ke Eka dan mengguyur wajah mereka dengan air keras hingga mereka bisa tahu bagaimana cara berakting yang benar.

3 of 10

Starvision Plus presents a film by Nayato Fio Nuala"18+" sponsor Clas Movie
Adipati - Samuel Zylgwyn - Leylarey Lesesne - Stevani Nepa - Wulan Guritno - Arumi Bachsin - Arie S.
music Tya Subiyakto d.o.p Nayato Fio Nuala editor Tiara Puspa Rani producer Chand Parwez Servia
screenplay Eka Dimitri Sitorus Ery Sofid Viva Westi director Nayato Fio Nuala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar