Rabu, 07 Juli 2010

Kekasih (2008)

SINOPSIS

Jiwo dan Maria pernah berteman saat masa kecil mereka lewat sebuah pertemuan. Namun Maria harus pindah ke Singapura untuk mengobati dirinya yang menderita kelainan hati. Delapan tahun kemudian, Jiwo dan Maria kembali bertemu di kota yang sama, Yogyakarta. Kendati banyak hal yang mulanya tidak sesuai, mereka berhasil bersatu kembali. 

Namun, rintangan banyak datang dari keluarga Maria yang merupakan keluarga priyayi. Apalagi setelah sebuah kejadian yang menyebabkan Maria koma dan membutuhkan transplantasi hati. Seperti merpati, mereka tahu dimana jalan pulang. Jalan pulang adalah jalan yang membimbing mereka untuk sampai ke 'rumah'. Dan mereka tahu, rumah mereka adalah dihati mereka sendiri, dan dihati kekasih mereka.

REVIEW

Sungguh susah menulis sinopsis film Kekasih. Film ini sungguh mempunyai latar belakang karakter yang multiple dan kuat. Sinopsis malah mengambang bagaikan sebuah kapal ditengah ombak lautan yang berbuih. Tuh kan, mulai lagi deh bahasa majas yang nggak banget.

Kekasih adalah film debut buatan Wisnu Adi. Membawa elemen standar yang termasuk cewek cowok dipisahkan waktu dan orang. Kemudian mereka juga harus dipisahkan kematian. Kendati dari segi plot utama hampir sama dengan Heart, tapi percayalah, film ini lebih bagus dari itu. Ceritanya sendiri simpel. Hanya tentang dua orang manusia yang menjalin cinta, dan dihalangi berbagai kendala. Semuanya terjalin secara 'a la kebetulan' dan pintar. Wisnu Adi membuat kita rela untuk mendalami apa yang terjadi kepada Jiwo dan Maria. Thoersi Argeswara menunjukkan performance nya seperti biasa. Untuk sinematografi, semuanya biasa dan tidak ada yang berniat untuk mengeksploitasi keindahan Yogyakarta secara berlebihan. Semuanya dipakai secara pantas dan wajar. Dalam bidang editing, W. Ichwandiardono lebih sering menggunakan dissolving untuk mengubah dari satu adegan ke adegan yang lain. 

Kru yang diatas rata-rata, malah muncul dalam akting. Akting yang dibawakan Angga Dwisaputra dan Vonny Kristianda, walaupun mempunyai chemistry, tetapi tidak menunjukkan kualitas akting yang baik. Mereka seperti jebolan casting  yang hanya beruntung saja, dan berakhir dengan menunjukkan mimik dan dialog yang tidak pas. Semua tahu, hanya beberapa orang yang bisa membuat orang terpukau atau menyimak saat ia melantunkan puisi. Celakanya, puisi inilah yang menjadi kelemahan utama karakter dalam film ini. (Lebih celakanya lagi, puisi menjadi salah satu tema). Dialog yang tidak membumi tidak didukung dengan setting yang sangat membumi. Di Biola Tak Berdawai, tokoh Mbak Wid yang diperankan Jajang C. Noer selalu membuat kita geli karena tokohnya yang tidak membumi. Tapi, didukung setting yang pas, ia bisa membuat buminya sendiri dan menapakinya. Sedangkan, film Kekasih justru mengira dengan Yogyakarta sebagai setting, bisa menjadi tempat yang romantis sehingga pas untuk dibuat tempat syuting film drama. Seharusnya Nicholas & Dian mau ambil proyek disini.

Tokoh-tokoh lain, menunjukkan kualitas akting yang prima walau sudah belasan tahun hidup dalam produksi untuk TV. Mereka rupanya sering memanfaatkan saat di TV untuk melatih diri mereka menjadi pelakon akting berkualitas. Kedua tokoh utama  (yang diberikan dialog berlebihan dengan dosis berlebihan juga) sukses tenggelam dalam binar akting pemain lain. Apabila kedua orang itu menunjukkan kekuatan akting yang bagus dan menarik, saya yakin mereka bisa menjadi The next Nicholas and Dian. Mereka akan menjadikan film ini fenomenal dan akan sering disebut. Namun mereka menjadi pemicu utama gagalnya film ini. Dan satu catatan, poster film ini sangat mengundang secara common eye dan walaupun eye catching, isinya tidak bisa disamakan.

5 of 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar