Kelly (Ashley Greene) dan pacarnya Ben (Sebastian Stan) tinggal bersama di sebuah rumah yang menjadi bagian perumahan baru dengan sedikit penghuni. Kemesraan mereka mulai diganti kengerian kala jamur tiba-tiba menyebar di rumah baru mereka dan kejadian-kejadian aneh lainnya. Tanpa mengetahui apapun, Kelly telah masuk ke dalam akibat eksperimen yang dilakukan Ben dan koleganya beberapa tahun yang lalu termasuk dengan Patrick (Tom Felton) untuk membuktikan kebenaran dunia spiritual. Hal itu justru mengakibatkan munculnya sesuatu yang bukan hantu maupun setan, namun memakan jiwa manusia dan perlahan merayap menuju kehidupan Kelly dan Ben, setelah upaya Patrick untuk mencoba bereksperimen yang kedua kali ternyata malah membuka kunci bagi makhluk tersebut ke dunia ini.
RATING
Rated PG-13 for terror/frightening images and some sensuality
REVIEW
Astaghfirullah! Mari memohon ampun kepada Allah SWT karena saya telah menonton film ini. Keberadaan film ini membuat House at the End of the Street terasa begitu bagus. Sebenarnya tidak juga sih, film House bla bla bla itu sukses membuat kita tidur selama sepanjang film yang durasinya 90-an menit, tetapi film ini beruntung hanya berdurasi 80-an menit. Tapi jangan salah sangka, durasi 80-an menit itu akan terasa sangat lama dan membosankan.
Banyak yang perlu disalahkan di sini. Pertama, saya mau konfirmasi bahwa film ini berasal dari studio yang pada awalnya mempunyai film horor yang jelek, tapi cukup bisa dinikmati, Dark Castle Entertainment. Studio Dark Castle pada kesempatan ini dengan baik hatinya menyerahkan bujet mereka pada Todd Lincoln, seorang sutradara debutan. Orang-orang pasti lumayan tertarik menonton ini film karena hampir semua pemain di sini terkenal. Lihat saja nama-namanya. Sayang sekali mereka tak menjamin film ini jadi menarik.
Film The Apparition dimulai dengan penayangan footage dari tahun 1972 berjudul The Charles Experiment, dimana enam orang berusaha memanggil rekan mereka yang telah meninggal. Adegan berlanjut dengan cepat ke sekumpulan anak kuliahan yang begitu semangat mereka ulang eksperimen itu untuk membuktikan keberadaan dunia halus. Mulanya saya mengira ini akan menjadi sesuatu yang panjang, namun adegan ini berakhir setelah MENIT KEENAM! Oh tidak! Memangnya apa yang saya harapkan dengan seorang wanita tiba-tiba ditarik masuk ke dinding? Musiknya tak menyeramkan, ayolah.
Sepengetahuan saya, film horor tahun 2000-an yang beginian punya rating MPAA yang nyaris sama, "intense sequences of terror" dan semacamnya. Film ini bahkan tidak intens. Kemudian kita ditarik masuk ke dunia pacaran Kelly dan Ben yang kendati keduanya menarik, saya tak kunjung merasakan chemistry maupun hal-hal yang terkesan demikian. Memang mereka berdua atraktif, tetapi saya malah kebingungan dengan akting mereka yang payah itu. Halo? Kenapa tak mampu membangkitkan pacaran seperti ini saja? Dunia pacaran ini diganggu oleh si hantu yang merayapi mereka dengan jamur di rumah mereka yang banyak itu. Ya ampun, adegan dimana ada jamur itu adalah adegan yang paling menyeramkan sepanjang film. Sumpah, soalnya saya jijik sih.
Selanjutnya seperti yang bisa ditebak, mereka mulai mengalami serangkaian kejadian poltergeist yang tak terlalu menakutkan. Saya tuh sampai bingung, ini padahal lumayan banyak adegan yang bisa dijadikan cukup intens dan mengagetkan, tetapi mengapa tak memanfaatkan kesempatan tersebut? Apa yang salah sih dengan ini orang-orang? Untung film ini tak membuat saya tidur. Nah, itu masalahnya, ini malah membuat saya bosen banget. Maunya sih gak diselesaiin, cuma durasi yang pendek dan nanggung membuat saya mau melanjutkan hingga akhir.
Seluruh kepayahan dalam mengaget-ngagetkan malah tak didukung (lagi) oleh akting semua orang di film ini. Tak ada sama sekali keinginan dari mereka untuk menghidupkan segala latar di film ini, paling tidak menjadikannya nyata. The Apparition yang posternya sangat menarik itu jelas membuat kita juga harus melihat komentar-komentar yang telah berseliweran sebelum memutuskan menonton sebuah film. Walaupun... terkadang malah penasaran kenapa bisa sejelek yang dibilang.
Todd Lincoln yang merangkap sebagai penulis film ini, sebenarnya mempunyai beberapa kesempatan yang bagus untuk menjadikan filmnya mengagetkan. Satu hal yang menyebalkan, adalah mengapa mereka menaruh adegan masa lalu Ben itu di awal film. Jelas-jelas kan saya jadi tahu gimana ceritanya. Apa ia segitu yakin bahwa menghabiskan tiga perempat durasi film dengan menakut-nakuti sudah cukup menahan penonton?
Kenyataannya sih, saya benar-benar merasa ditahan ketika menonton film ini, tapi bukan karena suka melainkan karena dibuang sayang. Yah, sejelek apapun saya tetap nonton ntu film kalau udah diputer. Beberapa kejadian yang menakutkan diberikan, tapi mereka itu seperti tidak bereaksi yang ketakutan gitu. Sebenarnya, mereka bertemu dengan apparition cuma pas di kegelapan dan itu cuma si Kelly doang yang liat, dan entah bagaimana mereka berdua tak berakting seperti orang ketakutan. Mereka pindah ke hotel, dan satu-satunya yang bikin (hampir) menyeramkan adalah pas Kelly di-suffocate sama selimut tipis itu, sementara si Ben yang tidur di sofa malah melayang di atas. Nah, kalau sudah begini, harusnya ditambahi musik-musik eerie yang berdentum-dentum seperti yang biasanya muncul, tapi ini malah kasih musik apalah itu. Sesuatu yang menyebalkan sebenarnya. Aku jadi malas.
Sekali lagi, ada yang hampir menakutkan kala mereka semua sudah bertemu dan mencoba melakukan hal teknis untuk mengembalikan itu makhluk ke dunianya. Oh ya ampun, kalau mau meyakinkan penonton tolong tambah lagi dong keseramannya. Mereka sudah hampir jadi seram saat si Kelly yang memalu pintu, tahu-tahu ada di balik pintu itu. Lumayan bagus. Semua jadi ancur saat ternyata si setan itu adalah cewek-ala-Sadako-Kayako-baju item-muka dengan efek ancur ala The Awakening. Musiknya lagi-lagi nggak mendukung, pantas saja ini film terkenal dengan flopnya.
Itu saya belum cerita. The Apparition didaulat sebagai film dengan penayangan terkecil dari distributor kelas satu (seperti) Warner Bros. Sepertinya ada masalah antara Warner Bros. dengan studio Dark Castle, entahlah, berhubung sebenarnya mereka sudah bekerja sama hampir sepuluh tahun. Namun, ada konflik ketika film ini yang menyebabkan ia harus menunggu dua tahun sebelum dirilis di teater dengan jumlah yang sedikit. Olala, hasil film ini saja tidak sampai setengah bujet. Bujetnya sendiri tak masuk akal, karena film seperti ini bisa diproduksi setengah dari bujetnya. Sudah banyak kok yang membuktikan. Apalagi zaman sekarang ada spesial efek.
Sampai di akhir film (yang ternyata membuktikan lebih menakutkan akting Ashley Greene ketimbang kejadian-kejadian horor-nelen-mobil itu) saya memutuskan bahwa film ini benar-benar menyebalkan dan tak patut untuk ditonton. Sebenarnya, film ini mempunyai premis yang menjanjikan dengan hantu yang mempunyai konsep berbeda. Sayangnya, ia bersenggolan dengan banyak pihak seperti akting yang buruk, spesial efek yang menyebalkan, dan efek ketakutan yang kurang kuat. Pantas saja Warner Bros. tidak terlalu tertarik pada proyek ini. Ini adalah sebuah film yang betul-betul mengerikan.
Satu kesan lagi yang mendalam saat menonton The Apparition adalah karakter yang ada tidak 'mendalam' masuk ke cerita, mereka seperti tempelan yang berakting, tetapi masih terasa 'baru'. Perasaan yang sama saya dapatkan di film The Woman in Black. Satu-satunya hiburan menonton film ini adalah melihat Ashey Greene bercelana dalam di banyak adegan, tapi itu tak terlalu membantu, karena terlihat aneh.
The Apparition dengan ini bisa saja dinobatkan sebagai salah satu film terburuk, yang entah mengapa tak mau untuk menyamakan kualitas keseramannya dengan film horor lain, yang notabene juga jelek. Film ini entah mengapa lagi justru mengambil aktor dan aktris dengan kemampuan akting yang di film ini begitu menyebalkan. Skenarionya sih tampak menjanjikan dan sangat sekuel, tetapi hal itu malah membuat saya ingin tersenyum dan cepat-cepat menghapus unduhan torrent ini secepatnya.
10%
Satu kesan lagi yang mendalam saat menonton The Apparition adalah karakter yang ada tidak 'mendalam' masuk ke cerita, mereka seperti tempelan yang berakting, tetapi masih terasa 'baru'. Perasaan yang sama saya dapatkan di film The Woman in Black. Satu-satunya hiburan menonton film ini adalah melihat Ashey Greene bercelana dalam di banyak adegan, tapi itu tak terlalu membantu, karena terlihat aneh.
The Apparition dengan ini bisa saja dinobatkan sebagai salah satu film terburuk, yang entah mengapa tak mau untuk menyamakan kualitas keseramannya dengan film horor lain, yang notabene juga jelek. Film ini entah mengapa lagi justru mengambil aktor dan aktris dengan kemampuan akting yang di film ini begitu menyebalkan. Skenarionya sih tampak menjanjikan dan sangat sekuel, tetapi hal itu malah membuat saya ingin tersenyum dan cepat-cepat menghapus unduhan torrent ini secepatnya.
10%
.sebenarnya yg bikin orang2 pengen nonton tu jga krn ada Tom Felton disitu. Tom sendiri sebenernya bukan aktor baru, dia aktor cilik dan udah terkenal aktingnya sebagai Draco Malfoy di Harry Potter. Sepertinya yg bkin akting aktor2nya keliatan sprti baru itu krn mreka sndiri udah males buat lanjutin filmnya. Udah keliatan dri aktingnya tom sndiri (yg smpah bkin kcewa). Tom orangnya klo udh tau filmnya jelek, aktingnya dia jga bkalan dbkin sjelek mngkin..dan mngkin smua aktornya begitu.
BalasHapus.dan stuju bgt!! Film horor macam apa ini??? (""":