Selasa, 28 Juni 2016

[REVIEW]Mr. Peabody and Sherman (2014)

SINOPSIS
Mr. Peabody (Ty Burrell) adalah seekor anjing jenius yang dapat melakukan apa saja, mulai dari memainkan musik latin, medali di Olimpiade, hingga mendapat penghargaan Nobel. Suatu ketika, Mr. Peabody memutuskan untuk mengadopsi seorang anak manusia bernama Sherman (Max Charles). Bersama mereka berdua melakukan banyak petualangan ke masa lalu dengan sebuah mesin waktu ciptaan Mr. Peabody yang disebut WABAC. Di hari pertama sekolah, Sherman dengan kemampuan pengetahuannya membuat masalah dengan seorang gadis angkuh bernama Penny (Ariel Winter), yang mengancam hubungan adopsi Sherman.

Malam harinya, sebelum investigator Mrs. Grunion yang keji datang, Mr. Peabody mengundang keluarga Penny agar sikap mereka melunak. Sementara itu, Sherman yang terpaksa bersama Penny, membocorkan rahasia WABAC dan dipaksa Penny untuk berpetualang. Tak disangka, perjalanan itu adalah awal dari petualangan antar waktu yang mengasyikkan. Hingga, di satu titik dimana sesuatu yang tak terduga terjadi, Sherman harus melanggar aturan WABAC - tak boleh pergi di masa kamu ada - untuk menyelamatkan anjing, sekaligus ayah yang ia cintai, juga membetulkan masa depan dari Bumi ini.


RATING
MPAA rating is PG for some mild action and brief rude humor

REVIEW
Menurut saya, film anak-anak notabene seru dan lucu, tak terkecuali film ini. Sayang seribu sayang, mengingat penjualan film ini dinilai kurang laris dilihat dari sisi kreator, Dreamworks Animation. Ya, rumah produksi yang pernah membesut film macam Monsters vs. Aliens itu memberikan sajian keluarga yang diangkat dari sebuah serial animasi tahun 1960an.
Oke, hal yang patut diingat adalah film ini tak ada logisnya sama sekali! Saya sekaligus berusaha meyakinkan diri sendiri, karena mana mungkin anjing bisa bicara!?!?!? Hewan kan tidak punya reasoning kecuali basic needs mereka. Jadi, ketika menonton film ini dan merasa bingung, aneh, dan mau protes dengan mesin waktu dan sebagainya, jangan banyak cincong. Ini kan film anak-anak. Biarkanlah logika kali ini bebas sejenak, bagi orang dewasa yang merasa terkungkung dalam jebakan logis.

Film ini dibesut oleh Rob Minkoff, yang terkenal dengan salah satu film animasi tersohor The Lion King, kali ini membuat animasi CGI 3D yang sepertinya sudah banyak digunakan di film-film animasi terdahulu. Entahlah, tetapi bujet film ini mencapai 145 juta dolar lho. Premis film ini menarik, kendati merupakan adaptasi bebas, tapi karena sepertinya film aslinya sudah jebot banget, maka premisnya terdengar menarik. Anjing jenius? Dari situ saja kita tidak diminta untuk berpikir, namun lebih ke merasakan apa yang sebenarnya akan terjadi bila anjing mengurus seorang anak? Karena kendati Mr. Peabody literally anjing, dia jarang sekali menggunakan insting ke-anjing-annya.

Saya awam dengan membahas film genre animasi populer begini, terutama dari Amerika, karena saya rasa mereka straight-forward banget, family-comedy-ish, yang mana kita bisa mendapatkannya dari film animasi populer hampir di manapun. Kalau boleh membandingkan, saya coba menilik film-film anime Jepang yang sudah sangat beragam temanya, mereka juga tak segan memberikan animasi yang benar-benar serius. Tapi, memang pangsa ini untuk anak-anak, kan? Nah, saya yang bicara sendiri ini harus membahas dari seberapa lucunya film ini.

Film ini lucu banget! Memang klise, tapi adegan kekonyolan saat mereka melintasi sejarah sangat lucu. Ini bener-bener film animasi yang lucu. Yah, kendati kelucuannya rata-rata sudah pernah kita temukan. Rasanya hal-hal seperti keluar dari pantat Sphinx, serangan bau ketek pasukan Yunani, hingga robot anak-anak Leonardo DaVinci merupakan jewantah dari lelucon di film kartun anak-anak yang sudah jamak.
Mendengar suara Sherman, saya entah kenapa langsung ingat tokoh anak pramuka gembul di film Up. Unyu-unyu, digabung dengan muka Sherman yang agak mirip Chicken Little, dan formulasi muka anak di film kartun lainnya. It is sure a goof for everyone with a family should see, walaupun akhirnya mungkin terkesan klimaks biasa ala-ala film sci-fi keluarga.

*saya sudah ngangguri review film ini selama dua tahun, dan berniat dengan baik untuk menyelesaikannya dengan mudah.

Menonton film ini akhirnya mengingatkan saya pada segmen Road to ... yang dibintangi Stewie dan Brian di Family Guy. Though both were different in contents and audiences, bagi Anda yang ingin menyaksikan kebodohan yang lebih crude dan rasis, silakan tonton Family Guy. Mr. Peabody and Sherman tentunya konsumsi semua orang yang akan kita nikmati dengan mudah, dan untungnya dengan kelucuannya, masih mampu untuk menarik kita hingga film terakhir. Nothing much, nothing less, it is simply good and still be a relevant thing to watch.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar