Kamis, 17 Juni 2010

Pengabdi Setan (1980)

SINOPSIS

Kehidupan keluarga Hendarto (W.D Mochtar) menjadi mengerikan setelah kematian sang Ibu. Sang anak kedua, Tomi, menjadi penyendiri dan setelah menemui peramal, ia malah disuruh untuk mendalami ilmu hitam. Anak pertama, Rita, malah kecanduan pesta. Hendarto sendiri terus menerus terfokus pada kehidupan bisnisnya.

Kehadiran seorang housekeeper bernama Darminah (Ruth Pelupessy) membuat Tomi dan Rita mencurigai orang itu adalah dalang dari rentetan peristiwa aneh dan mengerikan yang terjadi di rumah mereka. Namun, kesalahan sebenarnya berada dalam hati mereka sendiri...


REVIEW

Sebelum Sisworo Gautama Putra merilis horor-komedi yang tersohor, Sundel Bolong, ia bersama Imam Tantowi dan Subagio S. (nantinya jadi produser tetap Rapi Films) membuat sebuah cerita horor yang dipromosikan di kancah internasional sebagai Phantasm (1979)nya Indonesia. Saya sendiri belum pernah melihat film itu, tetapi sepertinya plotnya hampir sama. Cerita horor yang ada disini, dikatakan adalah film horror Indonesia pertama yang menjadikan kepercayaan Islam sebagai landasan moral. Dan bagaimanapun, apabila ditilik ternyata film ini sangat berplot FTV.

Film yang mempunyai judul Internasional Satan's Slave ini memakai semua efek jadul yang sering banget digunakan dalam film-film horor Indonesia jadul. Film horor sekarang, dipionir oleh Nayato Fio Nuala, membuat film-film yang sangat dark dalam arti sebenarnya. Film horor jaman dulu, lebih terkonsentrasi pada penampilan hantu dan efeknya. Tentu saja, karena style jaman dulu yang retro, banyak muka-muka yang pantas menjadi aktris horor. 

Tidak seperti film sekarang yang cuma bisa mengaget-ngagetkan saja dengan penjelasan kenapa si hantu gentayangan di akhir film (yang udah gak menarik lagi untuk disimak), film yang menjadi cult ini cenderung menyimpan semua klimaks di adegan akhir, itulah yang menjadikan film ini sangat ditunggu akhir durasinya. Penampilan Ruth Pelupessy sebagai villain wanita, mengandalkan sorotan matanya yang memang Suzzanna banget untuk menakut-nakuti siapapun yang melihatnya. Ditambah peran keluarga yang tampak labil sekaligus sering bahagia (sering baik tapi sering jahat juga), meyakinkan bahwa memang beginilah sifat manusia, kadang baik kadang jahat sesuai kondisi yang dibutuhkan.

Adegan yang tampil disini sangat bernuansa campy violence disetiap unsur yang ada kekerasannya, tetapi semuanya masih berbayang-bayang di kepala hingga sekarang! Pantaslah kalau film ini diremake oleh sutradara bermutu. Musik, mengiringi dengan bagus. Sinematografi, biasa. Spesial efek, anda akan melihat spesial efek yang meyakinkan pada jaman waktu itu dan anda dibawa masuk ke jaman tersebut, sehingga spesial efek sekasar apapun bisa diterima. Satu-satunya yang tidak bisa diterima saat si Rita menggores daging si Herman. Itu spons atau daging? Sebelum dan setelah itu, kelemahan yang terjadi kebanyakan berada di sektor skenario yang over dan kebanyakan improve. 

Banyak kejadian yang malah nggak nyambung dengan ending yang dijelaskan oleh si Darminah. !Spoiler Alert! si Darminah malah negejelasin dengan aneh tanpa dikasih flashback. Akhirnya, memang film ini bisa dibilang film horor yang paling membekas, ambience yang ia pegang, benar-benar KUAT atmosfir horornya. Tolerir kesalahan teknis film ini. Anda akan ketakutan.

4 of 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar