Senin, 14 Juni 2010

A Nightmare on Elm Street (2010)

SINOPSIS

Katie Cassidy berperan sebagai Kris Fowles. Seorang siswi SMU yang masih shock atas kematian pacar (terbaru)nya, Dean Russell. Kris mulai melihat keanehan yang disimpan para orangtua, yang menghubungkannya dengan seorang pria yang ada di sebuah taman kanak-kanak dan kembali dari kematian. Nama pria itu Freddy Krueger. Dengan bantuan temannya, Nancy Holbrook (Rooney Mara) dan Quentin, mereka berusaha menghentikan mimpi buruk yang mengerikan setelah mantan pacar Kris, Jesse (Thomas Dekker) meninggal di penjara. Kenapa dia dipenjara? Karena dia dituduh telah membunuh Kris yang sebenarnya dibunuh Freddy Krueger dalam mimpi.




REVIEW

Sinopsis diatas twisted. Maksudnya adalah, dari narasinya, lo bisa nebak peran utamanya adalah Kris. Dan Kris sendiri meninggal dibunuh Freddy sebelum sempat menginvestigasi kebenaran terlalu jauh. Jadi, tokoh Kris sudah mati dan dibuang; Quentin dan Nancylah yang menjadi tokoh utamanya. 

Biasanya saat pergantian tokoh utama seperti ini, dalam diri kita ada sebuah deep loss karena tokoh utama yang kita kenal (atau mereka buat supaya kita kenal), dan menjadi perjuangan buat the next leading role buat merebut takhta tokoh utama yang udah dipersembahkan skenario pada tokoh utama yang awal. Rooney Mara dan Kyle Gallner berhasil merebutnya dengan sangat mudah. Kenapa? Karena Katie Cassidy tidak menunjukkan performanya dalam Black Christmas lagi. Katie hanya sedikit melihat-lihat saja sebelum akhirnya dibunuh. Owhh, emang peduli? Karakter yang lo bawain tuh harusnye membuat sebuah deep loss , tapi Cassidy hanya bisa memerankan kematian dengan baik. Teman saya yang ikut menonton, tahu soal deep loss. Dan dia sepertinya cuma concern kenapa nama film ini nggak diganti kayak Sorority Row aja (judul asli film Sorority Row itu dari film 1983 yang judulnya The House of Sorority Row). Dalam film aslinya, Tina Grey yang menjadi asal tokoh Kris, ngebuat saya deep loss, itupun pada adegannya, Tina sudah akrab dengan Nancy, di film ini, Kris terlihat kurang akrab dengan si Nancy.

"Woi, si Kris mati tuh," kataku saat menonton.
"Terus?" tanyanya
"Ngerasa deep loss?" tanyaku.
"Enggak sama sekali. Orang itu gak enak banget aktingnya."

Jackie Earle Harley harusnya sudah menyadari bahwa dia menjadi aktor sentral yang asli di sebuah film horor yang sudah melegenda. Tetapi, ia bersikap seakan dia adalah pemain tambahan. Yah, kendati emang rada-rada bener, tapi seperti kata Wikipedia, bahwa dalam semua film slasher, bintang aslinya adalah sang penjahat. 

Berhubung kematian terbaik ada di detik-detik (betul-betul detik) terakhir, maka yang anda bisa saksikan adalah, bukan mengulang kejayaan Freddy Krueger yang diusung Wes Craven. Yakinlah bahwa Wes Craven akan membenci ini dan menganggap bahwa dirinya (dan memang) yang pantas menghandle remake filmnya sendiri. Kematian disini tidaklah terlalu bervariasi, namun mimpi buruknya benar-benar DISTURBING dan itu menyebalkan, karena saat-saat disturbing itu (baca:sound yang berlebihan), membuat film ini menjadi Sumpah Pocong di Sekolah nya Hollywood.

Film ini, selain mengumbar suara yang terlalu besar, juga mengumbar istilah-istilah sulit. Biasanya istilah sulit akan membuat sebuah film biasa tampak lebih "pintar", dan Quentin benar-benar depresi karena dia mengungkapkan istilah "tidur dengan mata terbuka" terus-menerus. Musiknya? Steve Jablonsky yang sudah sering sekali mengurus film-film buatan Michael Bay sekali lagi menampakkan kekliseannya. Ia tidak terlalu memikirkan scoring yang tepat karena, ia bahkan bisa mendesain ulang scoring yang dibuat film dulunya.

Freddy Krueger yang berada di film ini, menampilkan beberapa joke yang membuat aku ingin menamparnya, karena garing. Apalagi, hal itu ditambah kenyataan masa lalunya bahwa ia seorang pedofil dan melecehkan siswa TK dimana ia dulu bekerja. Saat itulah, arti "A Nightmare on Elm Street" yang berarti Freddy Krueger (A) yang ada di Elm Street (Elm Street) sebagai mimpi buruk (Nightmare) menjadi A Nightmare on Audiences yang berarti Kebodohan (A) yang menuju penonton (Audience) menjadi mimpi buruk (Nightmare).

Bahkan mereka tidak mencoba untuk mengikuti film remake-nya sedikit saja. Semua dilakukan dengan gaya baru yang membuat orang-orang yang melakukannya tampak seperti ketinggalan jaman. Dan, Samuel Bayer setidaknya berhasil merangkai cerita yang ditulis Wesley Strick dan Eric Heisser menjadi cerita yang sulit ditebak. Sayang sekali operasi yang dilakukannya justru menghasilkan film horor biasa seperti ini...

2 of 5

Rated R for Strong Bloody Horror Violence, Disturbing Images, Terror and Language.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar