Senin, 14 Juni 2010

Pocong VS. Kuntilanak (2008)

SINOPSIS

Kisah cinta di zaman Belanda yang berujung sebuah penolakan. Membuat sang pria, Raden Soekotjo dendam kepada Nyi Soroh yang lebih memilih Von Klingen sebagai suaminya. Raden Soekotjo yang berniat membunuh keluarga Von Klingen, berhasil dibunuh oleh Kuntilanak yang dipelihara Nyi Soroh. Raden Soekotjo yang diserangpun sebelum kematiannya meminta agar tali pocongnya tidak dilepas dan akan membuat dirinya gentayangan dan memburu garis keturunan Von Klingen. Dimasa sekarang, Vonny, keturunan Nyi Soroh, malah terlibat cinta dengan Marcell, yang mana adalah keturunan anak Raden Soekotjo.

REVIEW

Film ini bisa dibilang cukup sensasional, baik secara muatan, judul, konsep, dan posternya. Mitra Pictures yang sering menampilkan film horor murahan kembali menjayakan diri dengan menyewa David Poernomo, musikus partner Jose Poernomo (Jelangkung, Angkerbatu, Pulau Hantu) untuk menulis dan menyutradarai film yang konsepnya hampir sama dengan Alien VS. Predator besutan Paul WS Anderson. Judulnyapun sebenarnya lebih mirip dengan Freddy VS. Jason karena film ini mempertemukan dua karakter yang sering banget difilmkan oleh filmaker Indonesia. Muatannya....orisinil? enggak tuh, cuma pernah denger dimana gitu, tentang dua musuh abadi yang harus dipertemukan kisah cinta keturunannya. Posternya, tentu saja meniru Freddy VS. Jason. Maaf ya, tetapi satu-satunya yang bagus dari film ini hanyalah bahwa film ini masuk akal dengan judulnya.

Masih berdenging di telinga bila membicarakan Mitra Pictures. Saat menonton film perdana mereka, Hantu Perawan Jeruk Purut, maka anda bisa melihat bahwa akhirnya dia itu diperkosa. Tali Pocong Perawan besutan Arie Azis (Suster Ngesot) mengutarakan tentang tali pocong seorang perawan. Dan mayatnya benar-benar perawan. Lain dengan film Hantu Perawan Jeruk Purut yang mayatnya dimutilasi habis diperkosa. Yahhh, bukan perawan lagi dong? harusnya Hantu Bekas Diperkosa Jeruk Purut

Oke. Film ini bercerita begitu aneh, karena semuanya itu flat, tanpa satupun adegan yang mengagetkan kita sama sekali. Semuanya benar-benar klise, David Poernomo mencoba fun dengan me-mentioned karyanya saat masih di Avant Garde, Jelangkung, dan film ini juga menampilkan Jelangkung. Tapi Jelangkung yang katanya telah memanggil Pocong, kenyataannya si Pocong selalu muncul dimanapun tuch. 

Kemudian setelah saling menguak rahasia dan beberapa (kalo dua orang termasuk beberapa) body count mulai muncul. Jadilah para hantu ini meliar dan mulai membunuh orang-orang secara aneh. Pocong meneriaki Aldiansyah Taher dengan teriakan mencicit yang aneh, tapi dasar orang kualitas rendah, kupingnya ngeluarin darah. Oh, jadi Pocong itu cara ngebunuhnya pake suara toh (secara dia gak bisa megang orang). Kuntilanak menggunakan tubuhnya yang sekitar tujuh kaki hanya untuk mencekik. Dia bisa terbang, dan dia malah menggunakan semua aset hantunya hanya untuk MENCEKIK??!?!?!

Film diakhiri dengan ambiguisme yang menyedihkan. Semuanya tahu itu mau dijadikan sekuel, tapi, siapa yang peduli?

1 of 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar