Rabu, 01 Januari 2014

[REVIEW] Body Bags (1993)

SINOPSIS
Setiap mayat punya cerita tersendiri, ada yang meninggal dengan serangan jantung, ada yang meninggal dengan komplikasi organ dalam, dan ada pula yang meninggal dalam tidur. Lantas, apa cerita yang terdapat pada kantung mayat? Apabila mayat-mayat yang "normal" hanya ditutupi dengan selembar kain putih, kantung mayat berasal dari kematian-kematian yang "tak normal". John Carpenter (Halloween) dan Tobe Hooper (The Texas Chainsaw Massacre), akan menceritakan bagaimana mereka semua berasal, dari pom bensin, dari sebuah dokter penumbuh rambut, dan dari donor mata misterius.


RATING
Rated R for sexuality and horror violence

REVIEW
Simply, Body Bags is a hilarious American anthology movie I've ever seen. Saat pertama saya lihat torrent-nya, saya kurang tertarik dengan filmnya karena poster yang kurang atraktif. Namun, saat melihat deretan nama sutradaranya ada John Carpenter dan Tobe Hooper, saya langsung klik tombol magnet. Mereka berdua adalah legenda film horor yang menciptakan serial slasher yang digemari dunia horor. Bagaimana jika mereka bergabung dalam satu film horor antologi?
Sebagai narator, kita mempunyai seorang lelaki tua aneh, suka minum obat kimia di kamar mayat, dan lucu-lucu-serem. Ternyata dia adalah John Carpenter. Ia dengan "kekonyolan"nya membawa kita ke film pertama yang bertajuk The Gas Station, disutradarai oleh Carpenter sendiri.

The Gas Station
Anne tiba di pom bensin yang akan menjadi tempat kerjanya. Di malam pertamanya ini, ia harus sendirian setelah ditinggal oleh Bill, pekerja di situ juga. Sembari belajar ujian, ia mendengarkan berita kaburnya seorang pembunuh berantai yang kabur dari rumah sakit jiwa. Sambil melalui malam itu dan melayani pelanggan yang lewat, ia harus menghadapi ketakutannya.

Film ini adalah bagaimana ketika slasher berbentuk film pendek. Semua formulanya tampak jelas dan mudah ditebak, sebuah berita yang mengancam, para pelanggan yang bersikap aneh-aneh, hingga memicu pada satu kejadian mengerikan. 24 menit sajian film ini membuat kita tertarik untuk menyelesaikan cerita. Kita tahu, cerita begini biasanya berakhir dua hal, kalau bukan si Anne yang mati ya si pembunuh itu. Kita tahu kalau ada kantung mayat, berarti salah satu dari keduanya meninggal. Untunglah, film ini berakhir melegakan.
Untuk film pendek, agaknya banyak spesial efek seperti darah yang muncul. Hal yang menakutkan justru pada penempatan kamera dan musiknya. Saat Anne menemukan mayat Bill yang asli dan tahu bahwa Bill temannya yang tadi itu adalah sang pembunuh, saya kaget bukan main pas mayat Bill asli itu jatuh. Gilee! Saya gak ada persiapan!! Bagi kalian yang menyukai film slasher yang padat dan menyenangkan, kalian dapat satu.

Hair
Richard Koberts tengah frustrasi menghadapi rambutnya yang semakin menipis. Kekasihnya Megan tak terlalu peduli, namun Richard saat ingin rambutnya kembali lebat. Ia pun menemukan sebuah iklan perusahaan penumbuh rambut dalam semalam. Yang tak ia sadari, setelah mengalami sehari yang menyenangkan dengan rambut panjangnya, ada sesuatu yang hidup dalam rambutnya.

Segmen yang masih digawangi John Carpenter ini benar-benar satu horor komedi yang tidak boleh dilewatkan. Iringan musik jazz ringan mengalun selalu pada segmen berdurasi 27 menit ini. Sejak awal film, jaminan kita akan dibuat terpingkal-pingkal pada tingkah Richard yang konyol yang sangat mendambakan rambut lebat. Ilustrasi dengan anjing rambut panjang, wanita rambut panjang, hingga pria rambut panjang ditampilkan dengan kocak. Pada kala itu, rambut panjang atau stallion menurut filmnya, kelihatan begitu populer.
Namun semua berubah saat ternyata ada ular super mini yang bermain-main di rambut Richard. Wah... saya pikir ini alamat adanya gore. Tuh kan betul, lama kelamaan muncul di mata, muncul di hidung, muncul dari leher. Oh ya, tokoh Richard ini mengingatkan saya pada Danny Trejo. Mana tahu akhirnya kalau perusahaan itu adalah alien yang menginvasi bumi lewat narsisme manusia? Wkwkwkk, tidak banyak cincong, akhirnya kita disudahi film lucu ini dengan Richard yang sudah jadi inang ular-ular itu. Twist mengenai alien di film ini rasa-rasanya mengingatkan saya pada sebuah film, namun saya lupa apa ya...

Eye
Segmen terakhir ini akan disutradarai oleh Tobe Hooper. Ia menceritakan seorang pemain baseball bernama Brent yang kecelakaan sepulang dari pertandingan. Kecelakaan itu menyebabkan ia harus kehilangan mata kanannya. Beruntung, seorang dokter menawarkan program transplantasi mata walaupun mata tersebut beriris cokelat, tidak biru seperti milik Brent. Setelah pulang bersama sang istri Anne, Brent mulai melihat sesuatu yang aneh dan jahat dari mata cokelat itu. Siapakah pemilik mata itu?

Secara garis besar, kita semua akan langsung mengingat film Taiwan terkenal The Eye yang diprakarsai oleh Pang Brothers. Segmen berdurasi 34 menit ini akan dibawa secara mengerikan dengan tatanan efek riasan yang cukup tak bersahabat. Brent mengingatkan saya pada sosok Richard sebelumnya, namun kali ini lebih serius.

Bagian-bagian penampakan wanita yang dikubur membuat Brent menjadi makin lama makin seperti orang gila. Sisi uniknya, film ini cukup religius dengan menampilkan Anne maupun Brent yang suka membaca Bible, terlepas dari itu Bible apa dan kontroversi penyusunannya. Jarang lho ada film horor yang religius, dengan tema yang jauh. Kalau film yang ada sisi-sisi antichrist atau semacamnya, pasti ada orang yang religius, nah ini tidak. Meski cukup longgar, ia mampu menyampaikan dengan baik apa torment yang diberikan oleh si mata cokelat ini. 

Kekurangan yang saya lihat mungkin musiknya yang terlalu ingin membangun suasana mencekam. Padahal, di bagian akhir ketika Brent menusuk matanya sendiri untuk menyelamatkan istrinya itu kurang menjadi sesuatu yang berkesan. 

Conclusion
Sebuah karya antologi horor yang memuaskan bagi penggemar horor tahun 80-an. Film televisi ini menghibur penonton dengan baik. Konyol, sadis, dan kita tak punya banyak petunjuk bagaimana ini berakhir. Sebuah horror popcorn yang sangat patut dikoleksi. Tidak sesuka saya dulu pada film REC, sih. Tapi kalau anda desperate mencari film horor jadul yang bagus (karena rata-rata tidak ketemu), film ini alternatif yang sempurna. Terlebih John Carpenter sebagai "MC" yang memberikan penampilan yang lucu dan mengesankan. Melihat banyak cameo dari sutradaranya sendiri, Wes Craven dan Sam Raimi mengartikan film ini bisa jadi satu cerminan dari harapan sineas horor 80-an yang terkenal, yang mewujudkan apa sebenarnya arti sebuah horor (juga komedi) Amerika. Hangat, gore, dan tentu saja mengasyikkan.
Akhir yang aneh...

90% (sisanya kalau ada proyek TV seriesnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar