Senin, 20 Januari 2014

[REVIEW] Now You See Me (2013)

SINOPSIS
Empat pesulap jalanan, J. Daniel Atlas (Jesse Eisenberg), Merritt McKinley (Woody Harrelson), Henley Reeves (Isla Fisher), dan Jack Wilder (Dave Franco) dipertemukan oleh sesuatu yang tak mereka ketahui. Setahun kemudian, mereka muncul dengan nama "The Four Horsemen" di Las Vegas. Mereka berempat tampil dalam acara sulap yang disponsori Tressler Insurance yang dimiliki Arthur Tressler (Michael Caine), dimana mereka akan merampok sebuah bank dimana seorang nasabah sekaligus penonton Etienne Forcier (Jose Garcia) dipilih untuk diteleportasi ke Paris, ke banknya, Credit Republicain de Paris.

Penyelidikan atas perampokan itu dipimpin oleh Dylan Rhodes (Mark Ruffalo), dibantu agen Interpol dari Perancis Alma Dray (Melanie Laurent). Pengejaran mereka membawa mereka pada seorang pembongkar trik sulap bernama Thaddeus Bradley (Morgan Freeman) yang membantu mereka untuk mengetahui apa sebenarnya penyelesaian kasus ini. Sementara itu, The Four Horsemen semakin terkenal karena mampu mempermalukan polisi dan selalu selangkah di depan mereka, dengan sulap-sulap yang bertujuan merampok uang. Alma dan Dylan bekerjasama untuk menangkap The Four Horsemen dan membongkar kedok seseorang yang memimpin mereka sebelum perampokan terjadi lagi.

"The closer you think you are, the less you'll actually see."

RATING
Rated PG-13 for language, some action, and sexual content.

REVIEW
Saya sudah tahu film ini sejak lama, dan jujur saja kurang tertarik pada premisnya. Tentu saja sinopsis di atas sengaja ditulis lebih banyak untuk memancing penonton (setelah membaca review ini), dan sinopsis yang sedikit, seperti yang saya baca di 21 Cineplex tahun lalu,  malah membuat saya tidak penasaran. Film ini sempat ramai diperbincangkan, apalagi ia diputar di Indonesia. Saya sih pada akhirnya membiarkan film ini pergi begitu saja. Namun, melihat genre yang sepertinya menarik dan dibius oleh "suara-suara di kepala" untuk menonton film itu. Ya sudahlah, saya tonton saja.

Sebagai film musim panas, film ini jauh lebih baik daripada film action superhero yang tidak jelas juntrungannya itu. Berada di sebuah cerita yang lumayan asli, saya jadi tertarik untuk menelusuri kisah di film ini dan tentu saja karena ini film musim panas, anda tak perlu banyak berpikir.
Premis "membongkar trik sulap" sebenarnya ada dalam satu film berjudul Red Lights, saya belum nonton walaupun punya datanya. Jujur saya kurang nyaman menontonnya di awal, sehingga mungkin terpincut film ini, saya akan menonton dan mengomentarinya.

Hal pertama yang saya puji dari film ini adalah ia begitu mampu "memadatkan" 124 menit lebih menjadi satu sajian yang tidak membosankan. Aliran film ini cepat dan selalu menelurkan tiap twist di adegan-adegan berikutnya. Saya sangat menikmati film ini mengalir karena saya harus sekaligus bisa "two steps ahead" dari tokoh Dylan dan Alma. Pada akhirnya, pokoknya satu jawaban saya, pasti si tokoh utama yang memimpin The Four Horsemen ini ada di deket-deket, bukan seseorang superior yang muncul sebagai guest appearance.

Nah, betul kan? Pokoknya saya cuma bisa jawab "What", bukan "How".
Manusia memang selalu ingin mendapatkan jawaban, dan dengan banyaknya trik-trik, kita jadi merasa pinter ketika mengetahui satu trik. Begitupun di film ini kita diberikan sajian trik-trik yang keren dan sangat memuaskan. Untuk film kali ini, akhirnya saya memaksakan diri untuk menonton dengan subtitle bahasa Inggris, kendati ada sub Bahasa. Semata-mata, saya ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, ceile.

Rentetan twist untuk trik-trik akhirnya menjadi kurang masuk akal. Pertamanya kita merasa, "wah, keren banget... kok bisa kayak gitu" dan perlahan berubah menjadi "bingung....". Hal ini terutama disebabkan fokusnya cerita pada si Danny dan Alma, yang pertamanya mengesankan karena merata ke seluruh pembagian subplot, malah jadi fokus dan tidak fokus. Sayang sekali, padahal jalinan menyenangkan sudah mampu kita lihat. Saya masih belum tahu bagaimana caranya mereka terbang dan jadi uang palsu. Dan begitulah pokoknya. Kita akhirnya berada dalam batas, ini beneran sulap atau emang "sihir"?
Rating PG-13 setidaknya akan mencerminkan kalau film ini lumayan baik. Saya kira film ini R, namun setelah melihat bahwa edisi yang saya tonton pasti extended version, saya jadi maklum. Sebutkan film R yang pendapatannya paling tinggi? Kalau dipikir sedikit tak mungkin film summer punya rating R.

Orang yang mencuri perhatian saya di sini adalah Morgan Freeman, yang memang sudah kita akui kualitas aktor veteran ini tak perlu diragukan lagi. Sedikit-sedikit melihat Mark Ruffalo yang berperan menjadi Danny sih, tetapi Freeman berhasil meyakinkan saya tentang betapa baiknya dirinya dan sebagainya. Soal Danny yang tiba-tiba jadi jago sulap itu... bagi saya sedikit aneh. Jesse Eisenberg, entah mengapa di setiap filmnya selalu berbicara cepat begitu. Padahal, mulanya saya tak mengira kalau pemain Atlas adalah Eisenberg.

Hal yang menyebalkan dari film ini adalah dia memberikan kata monggo buat orang-orang ini mempunyai sekuel. Dasar! Entah dipersiapkan atau tidak (kayaknya sih iya), semua hal yang berada di akhir itu terasa memberikan kita rasa dongkol karena rasa penasaran kita terhadap "The Eye" yang menjadi pembicaraan itu tak kunjung muncul.
Ah, sudahlah. Saya akan berusaha melupakan film asyik ini dan akan ingat kalau tiba-tiba ada sekuelnya (di torrent, bukan di bioskop).

75%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar