Sabtu, 04 Januari 2014

[REVIEW] Disconnect (2012)

SINOPSIS
Disconnect menceritakan tiga kisah mengenai sisi kelam dari internet. Nina Dunham adalah seorang reporter berita yang berusaha mengupas dunia ruang chat dewasa lewat seorang remaja bernama Kyle yang menjadi performer di ruang chat itu. Hubungan itu terus lekat hingga Nina harus memilih antara mengorbankan kepercayaan Kyle, atau ditekan terus oleh pihak FBI yang ingin melacak alamat praktik ruang chat itu dilakukan. Pilihan itu diberikan secara tak langsung oleh pengacara pihak televisi Nina, Rich Boyd yang menghadapi kasus percobaan bunuh diri anaknya Ben setelah Ben di-cyber bullying oleh kedua temannya Jason dan Frye karena mereka berdua merasa dihina oleh Ben. Mereka menggunakan akun sosial media palsu untuk membuat Ben yang pendiam itu mengirimkan foto bugilnya, dan foto itu disebarluaskan. Ayah Frye yang bernama Mike Dixon tengah melacak keberadaan orang yang telah mencuri identitas suami istri Derek dan Cindy Hull, hingga menghabiskan batas kartu kredit dan mengancam cicilan rumah mereka. Hal ini terjadi karena Cindy secara tak sadar mengirimkan banyak informasi mengenai diri mereka lewat situs supporting group, untuk membantu Cindy dari kedukaan atas kematian anaknya. Bagaimanakah akhir kisah mereka untuk melepaskan diri dari jeratan connect? Terkadang saluran yang telah tercipta tak bisa sekadar diputus begitu saja.


RATING
R for sexual content, some graphic nudity, language, violence and drug use - some involving teens 

REVIEW
Saya tak tahu kalau film ini dimainkan oleh seorang aktris wanita yang mulai saya gemari, Andrea Riseborough. Film ini sendiri saya dengar saat diulas di majalah kampus. Premisnya cukup unik, mengangkat tema sisi kelam internet dan ensemble cast untuk menyampaikan ketiga cerita. Agaknya ini salah satu film yang kurang dilirik, mengingat temanya yang cukup menarik. Ternyata pendapatan film ini hanya dua juta dolar saja, yang kelihatannya lebih mahal pembuatannya daripada hasilnya. Padahal, komentar positif banyak menghujani film ini.

Berdurasi 115 menit, Henry Alex Rubin memberikan kita sebuah tontonan yang agaknya segar, dan juga mendidik. Mulai di awal film, kita diberikan beberapa pilihan cerita, yang nantinya pasti, akan kita "dukung" salah satu dari mereka. Sayapun demikian. Di awal, saya tertarik dengan segmen antara Nina (Andrea Riseborough) dengan Kyle (Max Theriot). Kita tak hanya diperkenalkan pada tema yang unik dan jarang disentuh, tetapi juga diperkenalkan tentang status sosial yang berbeda antara mereka. Kompleksitas segmen ini dikarenakan Nina dan Kyle tidak mengetahui hubungan mereka seperti apa. Nina mungkin mendapatkan kesempatan ketika liputannya ditayangkan di CNN, namun Kyle tak mendapatkan apapun kecuali kembali ke kelompoknya yang sudah dianggap "kotor". 
Segmen lain bukannya tak menarik, namun saya tak menemukan sebuah hook yang bagus dari cerita lain sampai memasuki pertengahan. Intrik Ben (Jonah Bobo) mengenai cyber bullying terlalu "mengerikan bagi saya". Soal mempermalukan di seluruh sekolah, saya dulu pernah di sekolah asrama, dan hal itu ketika jadi pergunjingan umum, saya lihat dampaknya sangat besar dan memalukan. Padahal hanya perkara bahasa Inggris yang salah atau tingkah yang konyol, tetapi jadi bahan tertawaan dan DIJAMIN orang bakal ingat itu kejadian. Apalagi kalau kau memotret anumu sendiri, aduh.... benar-benar disturbing deh.

Bagian cyber crime untuk suami istri Derek (Alexander Skaarsgard) dan Cindy (Paula Patton) perlahan menjadi bagus, karena main detektif-detektifan dan intriknya cukup aman, walaupun di akhirnya pake shotgun segala. Tapi tak apalah, cerita mereka cukup menarik tapi saya jadi bingung apa yang mau mereka berikan kepada kita. Sebuah kisah tentang cyber crime? Sebuah kisah tentang suami istri yang sudah tak harmonis lagi? Betapapun itu, kita akan menikmati sajian thriller yang pas dalam cerita ini.

Pada bagian pertengahan, kelihatannya terdapat bagian dari cerita yang terlalu dipanjang-panjangkan. Saya kurang tahu kenapa hal itu bisa terjadi, tetapi cerita "terbesar" di film ini adalah antara Nina dan Kyle. Ada juga beberapa adegan mengenai side effect dari percobaan bunuh diri Ben, seperti si Jason yang mulai simpati (atau jatuh cinta, wkwkwk) dengan Ben, seperti kedua ayah yang berkelahi, seperti kakaknya si Ben yang ngeludahin temennya. Keinget semua, banyak, tetapi sedikit banyak adegan-adegan itu seperti "apaan sih?". Akhirnya menurut saya cukup manis sih untuk si Ben pada akhirnya. Dengan adegan-adegan yang prolonged itu memang membuat apa yang ada di akhir seperti sesuatu yang tak mungkin dipercaya.

Akhir annoying dimiliki oleh si Derek dan Cindy, sebuah konsekuensi dari cerita yang aman adalah akhirnya yang agak "apaan sih?" karena tampak tidak tahu mau dibawa kemana (adegan kita). Fokus dan thrilling, tetapi jatuh lebih parah dari cerita Ben karena mereka cuma main berdua, sehingga rasanya aktor dan aktris sekelas Skaarsgard dan Patton tak mampu membawa kita ke tahap yang terlalu tinggi.

Pasti yang bikin penasaran akhir dari Nina dan Kyle. Sebelum itu, akhir dari segmen-segmen ini dibuat rada-rada slow motion dengan kontak fisik. Jadinya cukup dramatis, mengingat semua yang telah dilewati oleh para pemain. Nina dan Kyle berakhir tragis. Kyle tak lagi percaya pada Nina dan kabur untuk tetap menjadi pekerjaannya apalah itu. Nina hanya bisa mewek, karena dia tak tahu perasaannya pada si berondong ini.
Film Disconnect jelas memiiki premis yang begitu baik, segar, sensitif, dan bikin penasaran. Satu hal yang menjadi kelemahan film ini adalah ceritanya beberapa kali banyak bingung untuk dibawa kemana. Padahal, untuk sebuah film ensemble cast, Disconnect cukup singkat memberikan 115 menit kepada penonton. Saya memang bertahan hingga film berakhir, dan dengan akhir yang cukup simpatik dan menarik. Sayang sekali mereka tidak meringkas film mereka. Banyak adegan yang bisa dipotong, bro! Okelah kalau begitu, bagi kalian yang ingin berselancar di internet dengan lebih baik dan sopan, coba nonton film ini kendati filmnya nggak sopan.

77%

1 komentar:

  1. Saya sudah nntn dan menurut saya endingnya terlalu maksa buat perbaiki keadaan,dari yang awalnya dampak internet keadaan membaik tapi yang keuntungan internet tpi gak membaik

    BalasHapus