Rabu, 22 Januari 2014

[REVIEW] Frozen (2010)

SINOPSIS
Tiga orang mahasiswa; Joe Lynch (Shawn Ashmore), Dan Walker (Kevin Zegers), dan kekasih Dan Parker O'Neil (Emma Bell) memutuskan untuk sekali lagi menaiki lift ski pada malam hari. Setelah berhasil membujuk sang operator, Jason, mereka bertiga naik untuk sekali putaran. Sayangnya, Jason ketika itu dipanggil oleh bosnya, dan lewat serangkaian kesalahpahaman, kawan Jason menghentikan lift ski yang memang sudah sepi. Joe, Dan, dan Parker mulanya mengira itu hanya kesalahan teknis, namun semua semakin buruk saat hujan salju turun, sementara mereka sadar kalau kawasan ski itu akan berhenti beroperasi selama sepekan. Pilihan mereka menjadi sebuah jalan hidup, di bangku lift ski terus hingga membeku, atau lompat ke bawah dengan kawanan serigala menanti.


RATING
Rated R for some disturbing images and language

REVIEW
Hal pertama yang harus kamu sesali kalau nonton film ini adalah menonton Hatchet II duluan. Kenapa? Perlu diberitahu bahwa Adam Green menyisipkan sebuah berita di televisi mengenai akhir film ini di Hatchet II. What? Padahal saya lebih dulu selesai mengunduh film ini daripada Hatchet II yang karena kekurangan seed harus menunggu hingga dua hari. Ya sudahlah, saya pura-pura naif dan tetap menonton Frozen.
Adam Green yang tampaknya ingin menjadi ikon sutradara horor milenium ini menyuguhkan sebuah horor yang terjadi bila kita terperangkap di lift ski. Premisnya pun sederhana, dan dengan segala rangkaiannya, sangat mungkin ini bisa terjadi pada kita. Tapi tak mungkin lah rasanya, kita kan ada di negara tropis, hehehe. Satu-satunya yang kita takutkan sekarang adalah banjir muncul atau tidak. Oke, terlalu jauh. Bagaimana Adam Green mengeksekusi film berpremis sederhana ini?

Pertama-tama, entah mengapa film ini bisa berdurasi lebih lama dari Hatchet yang kebanyakan 80 menitan. Ini jelas berarti ini film banyak dialognya atau entah bagaimana. Setelah itu, menurut saya film ini menjadi kurang sinkron dengan judulnya. Judulnya sih Frozen, tapi yang pada mati semuanya bukan karena beku. Well, kok Titanic si Jack bisa mati? Mungkin zaman sekarang kulitnya lebih tebal (iya sih, Jack nggak pake jaket).
Selain itu, menurut saya jelas semuanya ngilu dan menyakitkan. Kalau di Hatchet kita diberikan semua serba berdarah sehingga kita terbiasa, di film ini kita disajikan dengan hal-hal yang paling ngilu seperti: tulang patah dan mencuat dari kaki. Oh tidak, aku mohon~~

Film ini juga melibatkan serigala dan semacamnya, saya jadi ragu, apa benar mereka benar-benar mau berjalan-jalan di tempat yang sudah dikelilingi manusia? Terlepas dari itu, bisa dibilang ini adalah film yang menyeramkan, terutama yang pernah memiliki pengalaman buruk dengan ski. Kita sebagai orang yang tak pernah mengenal ski, kayaknya sih tak akan begitu terpengaruh dengan hal ini karena bahkan salju pun belum pegang.
Akting ketiganya nampak baik dan chemistry yang semakin terjalin. Bukan bermaksud porno atau apa, tapi bukannya manusia itu hangat dan bisa saling memeluk atau se-ma-cam-nya. Coba lihat di Scary Movie 2 yang kotor itu. Segalanya sih tampak seperti film thriller biasa (eh, ini horor ding) dan jujur saya cukup sering menekan tombol jeda agar bisa menarik napas sejenak. Jujur ini film terlalu intense di beberapa bagian. Ya iyalah, apa kira-kira yang kamu pikir kalau seseorang kakinya sudah muncul tulang karena jatuh? Ya pasti orang selanjutnya akan berpikir sama. Aduduh. Tapi tenang saja kalau merasa dingin, skenario film ini gaya Adam Green, ada banyak lelucon sehingga bisa (beberapa kali) menenangkan keadaan. Di sini saya juga bertanya-tanya, kenapa wajah dua cowok itu mirip seperti pemeran di Supernatural?

Terlepas dari itu semua, ini film yang oke-oke saja untuk ditonton. Walaupun... pendapatannya kurang baik. Ada beberapa nama yang kelihatannya sering muncul di film Adam Green di sini, yang mungkin setelah menonton Hatchet akan merasakan deja vu. Saya tidak tahu lagi harus berkomentar apa selain ini film menegangkan dan mengerikan. Seperti thriller biasa pada umumnya, namun dengan segala yang telah mereka lakukan untuk bertahan hidup, kita yang belum pernah merasakan ski tak pernah akan tahu maksudnya. Saya cuma bisa merasakan sedikit karena pas saya menulis ini cuacanya lagi hujan. Beti beti lah.
Bagi kamu sekalian yang tahan ngilu, coba saja nonton film ini. Film survival dengan kondisi begini sepertinya jarang, dan sekaligus membuat kita lebih berhati-hati kalau siapa tahu berada di situasi yang sama. Saya sih tak akan mau pergi ke lift ski pada malam hari, setelah membujuk operatornya lagi. Apa sih yang mereka pikirkan? Ah, sudahlah.

80%

1 komentar: