Kamis, 26 Desember 2013

[REVIEW]Room 237 (2012)

SINOPSIS
Apa jadinya jika sebuah film tak hanya sebuah film? Apa jadinya bila ternyata, film The Shining yang terkenal itu menyimpan banyak petunjuk mengenai pendaratan bulan bohongan? Apa jadinya bila ternyata film The Shining bercerita mengenai genosida? Apa jadinya bila ternyata banyak hal aneh yang disengaja? Inilah Room 237, perjalanan mengeksplorasi Stanley Kubrick, salah seorang sutradara jenius yang menyutradarai film ini, salah satu film paling mengerikan sepanjang masa.


RATING
NR, suggested rating is R for some violence, disturbing images, and nudity

REVIEW
Kita mungkin tahu, banyak karya fiksi yang dijadikan sesuatu yang ilmiah. Laskar Pelangi, Harry Potter, dan sebagainya pernah menjadi sesuatu yang ilmiah, bahkan Harry Potter ada jurusan tersendiri. Kali ini yang akan kita saksikan adalah, ulasan yang freaking dari The Shining karya Stanley Kubrick.
Saya pernah menonton film ini sekali, dan saya akui film ini tak terlalu intens, kecuali mungkin adegan-adegan terakhirnya. Maklum, saya harus mencari DVD film ini yang asli kemana-mana, dan itu menurut saya tak terbayar dengan film ini yang bahkan tak mempunyai subtitle Indonesia, maklum masih kecil waktu itu. Ya, film ini bagus dan mengerikan. Ketika saya menonton film ini, yang saya pikirkan adalah satu: menonton ulang.

Menyaksikan Room 237 seperti menyaksikan bagaimana orang-orang berargumen, berpendapat, mengenai apa yang sebenarnya ingin ditampilkan Kubrick dalam film ini. The Shining jelas mengerikan dan semua orang banyak yang telah melabelinya. Namun, tahukah anda bahwa King tidak suka adaptasi novel karya Kubrick ini? Novel The Shining yang diadaptasi oleh Kubrick ternyata telah menelurkan The Shining baru yang bukan berasal dari novelis asal Maine, Stephen King, melainkan dari sutradara jenius yang menyisipkan banyak elemen aneh dalam filmnya, termasuk film ini.
Kita pertama-tama diminta untuk tahu tentang gagasan genosida dan kaum Indian di film ini. Saya memang waktu awal-awal menonton film The Shining agak beraksen Indian. Itu tidak terlalu rahasia menurut saya, karena ada foto mengenai Indian di hotel ini, ketika adegan di Gold Room yang pesta imajiner itu dimana semua perempuannya memiliki baju beraksen Indian, dan kenyataan bahwa hotel itu didirikan di atas wilayah Indian. Jadi, kurang unconscious menurut saya. 

Kubrick memberikan tembahan elemen dengan goofs yang begitu banyak bertaburan di keseluruhan film, namun mengingat sutradara ini sangat perfeksionis, kita akan bertanya-tanya, kenapa sih ini orang mau melakukan itu? Kenapa sih harus repot-repot bikin goofs segala? Semua orang bukannya mau zero mistake? Hal itu terus bergelung di pikiran banyak orang. Sampai ke bahasan yang paling seru ketika gagasan mengenai pendaratan bulan bohongan yang diberikan petunjuk oleh film ini.
Pendaratan bulan oleh Neil Armstrong di tahun 1961 diyakini sebagai pendaratan bulan yang dipalsukan oleh pemerintah Amerika Setikat untuk menyaingi Uni Soviet yang kala itu menjadi dua bagian kubu yang saling bersitegang. Untuk meraih kesan super power dan sebagainya, pemerintah AS meminta Hollywood untuk membuatnya. Hal tersebut banyak diteorikan menyewa Kubrick sebagai pembuatnya. Pertama-tama, kita diberikan suatu trivia menarik. Di novel King, nomor kamar yang menjadi misteri itu adalah nomor 217 dan saat proses adaptasi, pihak hotel meminta Kubrick untuk menggantinya agar para tamu tak merasa ketakutan dan tidak mau memesan kamar 217, untuk itu Kubrick mengganti dengan nomor 237. Anehnya, bahkan hotel itu tak mempunyai nomor kamar 217. Aneh bukan? Lantas untuk apa Kubrick berbohong? Analisis yang diberikan adalah, bahwa ada misi yang dibawa Kubrick di kamar itu, untuk mengungkapkan sesuatu.

Segala analisis yang sebenarnya "bener juga-masa sih-dan kayaknya cuma cocok-cocokan" segera membuat kita ternganga meskipun tak membuat kita bakal bilang, ini beneran dan sebagainya. Sedikit berpikir, tampaknya orang-orang ini juga agak terobsesi dengan mengungkapkan apa yang terjadi di sebuah film. Er... itu bagus tapi sedikit mengerikan.

Anyway, hal baik yang betulan keren adalah ketika mereka memutuskan untuk memutar film itu secara terbalik. Maksudnya terbalik itu seperti kita menonton shot awal dan akhir dalam satu frame sehingga kayak terlihat bertumpuk. Di sini kita lihat bagaimana satu adegan sebenarnya punya intensitas lain. Danny tampak misterius saat pembicaraan Jack di toilet di Gold Room. Itu tuh tampak meaningful sekali. Tak heran kalau mereka bisa membuat sampai sedetail ini, durasinya yang sampai 102 menit menandakan betapa Kubrick telah menjadi seorang perfeksionis yang dihargai oleh setiap insan perfilman. Kira-kira, dia menjadi seorang diktator dalam film yang ia buat sendiri.

Berkat film ini, saya agaknya akan menonton filmografi dari Stanley Kubrick. Well, kekurangan film ini adalah film ini terlalu banyak atau fokus tentang bagaimana Kubrick mengembangkan film, sehingga kita jadi lupa bagaimana dengan adegan Wendy dan kapak di kamar itu? Itu kan secara umum merupakan adegan paling mengerikan (yang bahkan ada di posternya). Film ini tak membahasnya sedalam genosida dan semacamnya. Padahal, menurut saya bagian ini yang saya tunggu. Terasa menakutkan dan menyebalkan ketika mereka terus menerus membahas satu hal yang mereka maknai begitu filosofis. Saya sih lebih suka yang populer seperti adanya petunjuk maupun keanehan. Namun, untuk interpretasi yang terlalu obsesif, saya rasa bukan.
Akhir kata, bagi penggemar The Shining atau yang menyukai Kubrick, atau bahkan yang baru saja menonton, film ini adalah tie-in yang tepat. Kalian pasti tak akan menyangka bahwa ada makna sedalam itu pada film horor. Yah.. ini kan Kubrick. Untuk lebih mengetahui tentang Kubrick, coba cari trivia tentang "keegoisannya" di trivia film-filmnya di IMDb. Pasti. Bakal. Bilang. Gile.

90%
NB: Saya kira si naratornya ini berwajah mirip Tom Cruise, karena monolog naratornya "menggunakan" adegan Tom Cruise di Eyes Wide Shut. Kurang ajar dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar