Rabu, 18 Desember 2013

[REVIEW]The Seasoning House (2012)

SINOPSIS
Balkan, 1996. Angel (Rosie Day) adalah seorang gadis yang tuli bisu yang diculik dari perang sementara sang ibu dibunuh. Dengan tanda lahir yang membuat wajahnya kurang menarik dan disabelnya, membuat ia disisihkan dari gadis-gadis lain yang dipaksa menjadi pelacur bagi rumah prostitusi milik Viktor (Kevin Howarth) yang menyediakan rumah tersebut bagi para tentara yang menginginkan kepuasan. Angel, sesuai dengan nama yang diberikan Viktor untuknya, menjadi pembantu Viktor yang mengurus segala persiapan gadis-gadis sebelum "bertugas". Setelah bertemu dengan seorang gadis bernama Vanya yang bisa bahasa isyarat, Angel mulai merasakan kehidupannya berarti, hingga ia menyaksikan sendiri Vanya diperkosa dengan brutal dan Angel bertemu dengan rombongan tentara yang diketuai oleh orang yang dulu membunuh ibunya. Tanpa perkataan untuk mencurahkan emosi dan kemustahilan untuk kabur, Angel berusaha membalas dendam ketika ia mengetahui ada jalan lewat celah-celah rumah itu.


RATING
UR (UK:18). Suggested rating is NC-17 for extreme graphic violence

REVIEW
Saya memperingatkan kepada orang yang mungkin belum pernah menyaksikan film-film seperti Frontier(s), A Serbian Film, Hostel untuk tidak menonton film ini. Film ini mempunyai kelebihan sekaligus kelemahan, yakni ia lebih menguras emosi dibanding film-film berjenis sama. Saya sekali memperingatkan. Entah saya yang lemah kalau melihat atau bagaimana, tetapi saya sarankan untuk menonton yang lebih mild dulu. Film ini sebenarnya tidak terlalu sadis, ya memang banyak adegan sadis yang muncul di sini. Saya kurang bisa menentukan ratingnya R atau NC-17, namun sepertinya NC-17-lah yang terbaik.
Film ini mengikuti perjalanan hidup Angel yang penuh derita (ceile). Akting Rosie Day yang tanpa bicara sama sekali itu (catatan, dua kali teriak kalau tidak salah) benar-benar menguras emosi. Kita diperkenalkan pada Angel yang bagai robot, bertugas menyuntikkan narkotika (kata IMDb sih heroin) kepada para gadis yang akan bertugas, dengan maksud agar gadis itu high kali ya, dan akhirnya tentara-tentara itu suka main kasar. Tiba-tiba juga kita merasa makin iba, saat tahu kalau gadis yang ditusuk lehernya itu adalah kakaknya sendiri, saat tahu tentang ibu yang begitu baik kepadanya, saat tahu tentang kebahagiaannya dulu. Ya ampun, memang beginikah mental tentara? Terlalu physic oriented, sehingga tidak mempunyai impuls apapun terhadap rasionalitas? Saya begitu tormented dengan kejadian yang ditampilkan di film ini.

89 menit yang diberikan Paul Hyett kepada kita sudah sangat cukup menggambarkan seberapa menyakitkannya kondisi film ini. Kondisi rumah bordil yang carut marut, disuntikkan narkotika berkali-kali dengan tidak higienis, sup yang selalu sama diberikan, kita dipersilakan masuk ke rumah bordil yang sepertinya paling menyesakkan (walaupun kayaknya semua rumah bordil itu begitu). Adegan yang ditampilkan tidak membuat kita merasa bosan, melainkan greget juga, tak terasa saya sudah menyelesaikan setengah film. Pembawaan yang begitu baik dari Day patut dipuji karena ia berhasil membawa seluruh film ke pundaknya, membuat para penonton bersimpati kepadanya (walaupun agaknya justru membuat kisah gadis lain kurang berarti). 

Greget karena film ini saya rasa adalah revenge film yang seru dimana satu gerombolan gadis akan menghabisi tentara ramai-ramai, ternyata tidak diberikan karena film ini rupanya hanya fokus pada pengembangan karakter Angel dan Viktor saja (Viktor sering make si Angel). Adegan dimana Vanya diperkosa hingga kasurnya berdarah membuat saya menutup mulut, ya ampun kasar banget! Baru di film revenge rasanya saya mau nangis, habisnya sudah seperti tak ada harapan.
Angel pun mulai menggeliat lewat saluran pemanas yang tak terpakai (atau celah rumah, gorong-gorong) kita juga dikenalkan pada Angel yang menemukan Vanya sebagai sahabat baru. Ya ampun, saya sempat mengira mereka berdua bakal keluar hidup-hidup. Sekali lagi, ini film tentang Angel. Bagi yang merasa simpati kepada Vanya boleh pindah ke Angel karena Vanya sepertinya meninggal saat diperkosa secara brutal oleh Ivan (si orang gede yang menjadi salah satu bagian dari rombongan Goran (si tentara yang udah bunuh ibunya itu loh)). 

Sayangnya, film ini akan memberikan kita gangguan yang cukup lama hingga Angel mulai melaksanakan pembalasannya. Masalahnya ia baru mulai saat tiga perempat film, dan itu artinya sangat banyak kemungkinan tentang apa yang akan terjadi pada Angel. Goran yang marah karena Ivan yang bongsor itu ditemukan wafat mengenaskan dengan tusukan-tusukan di wajah dan perut (oh ya, bonus di nadi saat Ivan berusaha mencengkeram kaki Angel), mengerahkan seluruh pasukannya untuk menyerang perempuan kecil keparat itu.

Ketika saat-saat itu, sebenarnya yang galau adalah saya. Kira-kira mau kemana orang di tengah pasukan tentara begitu? Kebebasan apa yang dicarinya? Hal itu membuat saya bertanya-tanya hingga akhirnya Angel berhasil menemukan sebuah rumah dimana dia dirawat dengan baik oleh seorang wanita yang ternyata adalah istrinya Ivan (What?). Saya kalau begini jadi ingat I Spit on Your Grave 2 yang sepertinya dekat-dekat sama perasaan begini. Voila, seperti dugaan akhirnya istrinya ini ngamuk dan dibunuh oleh Angel setelah terlibat adu pisau dengan kaca dan celengan babi.

Sumpah, ketika si Angel itu ngebunuh si istri ini, saya sudah sangat emosional, antara mau nangis. Kayak waktu dia itu mengayunkan celengan babi itu, rasanya saya bisa merasakan Angel dengan masa lalu yang begitu pahit, menghadapi perjalanan yang begitu menyakitkan, saya tidak akan memaafkan semuanya!! Ini film paling emosional setelah film Doraemon yang petualangan. Pada akhirnya ketika kita dipertemukan dengan Goran dan Angel dalam pipa di pabrik. Saya bisa merasakan keinginan Angel yang mendalam untuk membunuh ini orang. Akhirnya pun, ia tak melakukannya dan membiarkan ia mati ketika batu bara telah dipanaskan.

Saya hampir menangis saat akhirnya Angel ditemukan oleh kakek-nenek yang mana si kakek ini dokter yang waktu itu memeriksa Vanya. Saya mau nangis, kali ini saya tidak ragu kalau film ini adalah salah satu film revenge, maupun drama yang paling bagus yang pernah saya tonton. Mungkin kejam, mungkin tak berperikemanusiaan, namun di saat saya menyadari bahwa yang Angel inginkan hanyalah tempat bernaung, kita juga serasa ingin menghapus segara bentuk child trafficking lebih daripada apapun. Angel sudah berhasil keluar dari situ dengan kemampuannya sendiri. Bagaimana dengan dunia nyata?

Film ini seakan membuka mata kita, bahwa terkadang ada juga film sadis yang begini. NB: Film ini kurang kreatif dalam kesadisan karena di sini juga tidak melibatkan cewek yang ahli-ahli banget. Lihat dong I Spit on Your Grave, entah mengapa mereka dari satu wanita dengan profesi biasa jadi jago banget dalam menyiksa orang. NB2: Saya entah mengapa kok malah kasih still yang gak ada kekerasan, ya?
90%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar