Pendeta bernama Cotton Marcus mengalami degradasi keimanan tatkala anaknya lahir tidak dalam kondisi yang baik. Kehidupannya sebagai pendeta yang menyenangkan sekaligus ahli pengusir setan (exorcism, secara Kristen) ia rasa begitu normatif. Untuk mengakhiri semuanya, ia memutuskan untuk membuat sebuah film dokumenter yang akan menceritakan seluruh pengusiran setan yang dilakukannya bahwa itu hanyalah tipuan, karena Cotton merekayasa semuanya agar orang-orang yang merasa kerasukan merasa lebih baik. Pengusiran setannya akan dilakukan pada seorang gadis bernama Nell yang hidup bersama ayahnya Louis dan kakaknya Caleb di sebuah pertanian. Sayangnya, tak ada yang tahu setelah semua dilakukan, Nell tiba-tiba mendatangi motel Cotton dan kru film Iris dan Daniel pada tengah malam....
RATING
PG-13 for disturbing violent content and terror, some sexual references and thematic material
REVIEW
Saya mempunyai satu komplain untuk film ala ala found footage begini, plis deh kenapa sih harus ada orang yang nampol kameranya. Buset banget, gue kan jadi kaget. Film The Last Exorcism merupakan film keluaran 2010 yang sempat terkenal. Banyak faktor yang mengakibatkan hal ini terjadi, mulai dari produsernya si Eli Roth hingga maraknya film-film eksorsisme di Amerika pada era tersebut. Waktu film ini ada, saya masih di asrama, jadi tak terlalu dapat mengikuti film ini dengan baik. Baru saat sekarang, karena melihat penghargaan Empire Awards dalam Best Horror.
Saya mau mengakui kalau saya tidak terlalu tertarik pada film ini, karena semuanya terasa sama saja, hanya perbedaannya kita bisa melihat film pengusiran setan secara betul-betul live. Semua orang selalu suka pada found footage seperti ini. Kita dibawa pada kehidupan Cotton yang begitu menyenangkan, yang ternyata ia sembunyikan dengan baik itu dia punya keimanan yang rusak. Saya juga jadi memahami kalau di Amerika Serikat mempunyai sekte yang sangat banyak, karena kelihatannya mereka punya banyak pandangan terhadap agama mereka sendiri. Oke, pergi saja.
Film ini berjalan dengan mulus, kita dihadapkan pada guratan emosional yang dialami Cotton, dan ketidakseriusan yang ia jalani saat melakukan pengusiran setan. Yah... semua bisa dibilang terasa begitu mudah. Kita diajak seperti di Reportase Investigasi saat Cotton mengungkapkan trik-trik yang ia buat untuk proses pengusiran setan. Saya tidak terlalu tahu cara kerja kamera profesional begitu, namun bagaimana caranya dia bisa langsung membuat ada editan?
Keluarga Louis juga diperkenalkan seadanya. Kita langsung dikagetkan tingkah Caleb yang main tipu, lemparin tanah ke mobil Cotton. What's wrong? Kita menganggap kalau dia sedikit skeptis sama yang dilakukan oleh bapaknya, memanggil untuk adiknya seorang exorcist. Mungkin semuanya jadi terasa terlihat dibuat-buat. Oh ya, saat kita menuju tempat keluarga ini, kita juga diberitahu oleh Cotton mengenai analisis "gangguan" berdasarkan demografi dan sejarah dari daerah tersebut. Ya... setidaknya untuk jadi "penyereman" lah.
Untuk melaksanakan pengusiran setan bohong-bohongan, setidaknya sudah setengah durasi dari 87 menit dimakan. Well... tampaknya kita sudah cukup dalam untuk memahami Cotton orangnya seperti apa. Semua menjadi semakin menegangkan ketika Nell ujug-ujug sudah di motel tempat Cotton dan kawan-kawan menginap. Walaupun PG-13 (atau mungkin saya menonton versi unrated atau uncut) tapi saya selalu khawatir kalau gadis yang habis kerasukan begini mulutnya mangap. Ingat kejadian di Keramat? Ingat kejadian di... (mana lagi, ya?) pokoknya begitu deh.Si Nell ini mulai menggigit imut lengan Iris. Ya ampun... kenapa dia ini. Akhirnya dia dibawa ke rumah sakit.
Di sini, kendati footage kita diajak untuk berpikir, sebenarnya apa yang terjadi? Entah Cotton membuka asal buku mengenai setan berbahasa Latinnya atau tidak, nama setan yang merasuki Nell adalah Abalam. Jadi ketika Louis diterangkan Cotton apa yang merasuki Nell, Cotton menjawab namanya Abalam. Loh kok bisa-bisanya pas si Nell di-exorcism untuk yang kedua kali si setannya bisa pas namanya Abalam? Saya nggak terlalu ngerti bagian itu tuh.
Kita juga mulai diberi suspense, Cotton mendatangi gereja terdekat dan bertanya pada pastor di situ (apa sih bedanya pastor dan pendeta?). Dibilang, Nell tak pernah masuk ke sekolah minggu sudah dua setengah tahun lamanya, di sini langsung kerasa. Wah, ada apa-apa ini dengan si Louis. Nah, ketika sampai lagi di pertanian, si Caleb wajahnya disobek pakai pisau! Cukup gore, ini betul PG-13?
Sisi sinematografi dalam film ini yang berasal dari ala dokumenter membuat kita merasa nyaman untuk menontonnya. Sayangnya, adegan orang-jahat-nampol-kamera kejadian lagi. Eh suwer apa harus semua sinematografer itu kepo ya? Bisa nggak sih yang sadar diri? Caleb pun diantarkan Louis ke rumah sakit sementara kru film dan Cotton menjaga rumah. Saat itulah kita baru disajikan horor yang sebenarnya. Mungkin yang paling mengganggu ketika Nell yang lagi kerasukan ngambil kamera dan membawanya ke lumbung, kemudian merekam kejadian ia membunuh kucing (eh, menghantamkannya ke dinding).
Suspense bertambah saat kita tahu kenyataan bahwa Nell hamil! Kehamilannya ini dibilang oleh si Louis bukan karena manusia, dan tentu saja kita tak percaya begitu saja (setelah begitu banyak terpapar oleh pemikiran Cotton). Terlebih catatan Caleb "Don't leave her with him alone" yang membuat kita tergugah, ada apa sebenarnya?
Setelah Nell selesai diusir setan dari dalam (yang tentu setelah adegan akrobatik yang selalu muncul dalam film beginian), yang mengaku namanya Abalam, berikut tetek bengek khas ngusir setan, akhirnya Nell pun dapat disembuhkan dan iman Cotton kembali. Ketika mereka pergi, sempat berusaha mengulik keterangan lebih lanjut tentang Logan, cowok di kafe yang (menurut pengakuan Nell) telah menghamilinya. Pas dikonfirmasi dan ternyata itu orang homoseks, saya langung waa........ Ada apaan nih, si Nell? Langsung dah kita dipaparin kejutan di akhir yang menyatakan bahwa....
Nah, pada tahap ini saya nggak tahu mau kasih tau atau tidak. Pasalnya, kejutannya memang keren banget. Saya ceritain klunya saja. Ternyata, semua yang telah diberitahukan itu semuanya twisted, saya langsung mikir anjirrrr.... ini sebenarnya satu kejutan yang sering dipakai sih, namun nggak nyangka kalau dari tadi itu kita banyak dikasih tahu tentang kejutan itu. Pemahaman saya tentang Louis berubah 180 derajat. Memang sih, akhirnya kurang bahagia, ketika apa yang digambar Nell mengenai Cotton, Iris, dan Daniel menjadi kenyataan.
Satu hal yang lupa saya katakan adalah musiknya. Musik yang diperdengarkan di beberapa adegan menurut saya terlalu memaksakan, karena bukankah film begini yang perlu ditambahin cuma efek suara? Saya suka sekali dengan REC maupun Keramat yang memang menampilkan apa adanya. Munculnya musik dalam mockumentary seperti sebuah pengotoran terhadap kreativitas. Walaupun, memang sih kita jadi kurang terbimbing suasananya.
Untuk cerita, sayangnya, ada beberapa cerita yang terasa bolong, bagaimana caranya ini si Abalam yang kayaknya dibilang ngasal oleh si Cotton bisa jadi begitu besar, bahkan sampai ada sekte pemuja Abalam? Saya bingung, jadinya. Terus, apa gunanya itu bayi dilempar ke api? Ya... beginilah mockumentary, kita harus menambal sisa penasaran kita sendiri. Tapi, saya menyarankan bagi kalian yang senang twist begini, nontonlah film ini. Setidaknya, agar bisa menikmati sensasi kamera ditampol.
76%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar