Sabtu, 14 Desember 2013

The Awakening (2011)

SINOPSIS
1921. Florence Cathcart (Rebecca Hall) adalah seorang wanita yang berusaha membongkar kejadian-kejadian spiritual bohongan yang terjadi di era antara Perang Dunia I setelah depresi atas meninggalnya sang suami di perang tersebut. Suatu hari, Robert Mallory (Dominic West) seorang guru dari sekolah asrama di luar London, memintanya untuk menyelesaikan suatu kasus munculnya hantu di sekolahnya yang mengakibatkan seorang siswa bernama Walter Portman meninggal. Florence pun pergi untuk mencari tahu dibantu oleh maid sekolah tersebut, Maud (Imelda Staunton) di saat sekolah tersebut hendak mengadakan liburan panjang bersama Tom, anak yang kesepian karena orangtuanya di India. Kehadirannya rupanya memicu banyak kejadian-kejadian yang semakin tak bisa dijelaskan, hingga akhirnya mau tidak mau, Florence harus menghadapi kenyataan yang menghubungkannya dengan sekolah asrama itu.

RATING
Rated R for some violence and sexuality/nudity

REVIEW

Entah mengapa saya mau menonton film asal Inggris yang dibesut oleh Nick Murphy ini. Pasalnya mudah saja, saya kurang mempunyai tendensi untuk menonton film horor yang ada di era jadul. Lihat saja The Woman in Black, saya tidak tahu kapan saya kira-kira akan tertarik menontonnya. Adanya review film ini di sini pun juga karena kebetulan lagi mengunjungi situs torrent YIFY untuk mencari film horor yang bagus apa. Saya cukup ketagihan nonton sejak diimbuhi Dark Skies dan 11-11-11.
Film ini dibuka dengan revealing Florence terhadap satu kejadian spiritual bohong-bohongan. Kayaknya itu memang sengaja dibuat kayak buat orang yang merindukan anaknya bisa "bertemu", sampai ditabok si Florence-nya. Kemudian, film berlangsung mengenalkan kita pada sosok Florence. Di sini, saya merasa Florence adalah seorang gadis yang sepertinya kurang sopan (terlalu heroine dan aktif) untuk masa itu. Tahu, kan, di masa-masa perempuan zaman dulu yang tak tersentuh dan terhormat (hingga akhirnya mulai datang gelombang rok mini yang mengubah semuanya) dan Rebecca Hall mampu membawakan kita pada sosok Florence yang kuat dan rapuh tanpa diminta. Lewat hisapan rokoknya (yang kelihatannya malah cuma dia) dan wajahnya, kita seakan diperkenalkan pada sosok wanita yang mencoba tegar, namun di saat yang sama ia tidak menegarkan dirinya sendiri.
Durasi 107 menit pun mengalir, kita mulai dicekoki ambience menyeramkan dari sekolah asrama ini, semuanya terlihat kaku, namun entah mengapa kok saya merasakan semuanya terasa tempelan saja? Mungkin karena saya tak kunjung melihat hantunya. Akhirnya, saya meliht hantunya yang... errr.... aneh? Saya tidak bisa bilang lebih lagi, tapi ternyata film ini berasal dari anak kecil dengan wajah yang aneh sepanjang film berlangsung. Sungguh menyungguh, deh.

Intensitas film yang semakin lama menegangkan, seakan lewat percuma menurut saya, memang sesekali kita dibuat terkagum-kagum (terutama di adegan diorama sekolah asrama itu, menurut saya itu adegan yang keren). Saat yang lain, kita malah harus menelan juga arti dari kesepian, yang memang sangat cocok ditunjukkan di film yang agak drama, sekaligus kaku dan sepi. Saya tidak bisa bilang ini adalah film yang bagus, bayangkan saja kalau anda menonton film horor hantu-hantuan tanpa suspense dan rasa penasaran tinggi. Kita pun tidak diajak untuk menelusuri jejak-jejak kenapa hantu ini bisa muncul. Yah... kalau zaman sekarang, kita lihat semua orang menggunkan internet untuk melacak, jadi di film ini hanya bisa menerangkan secara langsung.
Hal berikutnya yang menjadi masalah adalah munculnya beberapa adegan kekerasan dan nuditas yang muncul. Halo? Ini filmnya jadi rusak karena hal itu. Tau nggak? Saya rasa, entah mengapa adegan itu ada dan malah jadi lumayan lama. Saya menyatakan hal itu cukup mengganggu saya untuk bisa menonton dengan tenang. Saya sih mengharapkan film yang sopan, dan film ini menurut saya ingin menjual? Eh, saya juga tidak terlalu paham.
Siapapun yang melihat still ini akan mengira ini dari I Spit On Your Grave 3

Hei, saya memperhatikan, film ini rilis di 11-11-11. Kalau begitu setelah ini saya akan masukkan review film 11-11-11 deh. Jadi, rupanya banyak orang dari berbagai bidang yang mengincar tanggal tersebut ya? Tahun 2011 sepertinya menyenangkan untuk film horor. 

Setelah film mulai ditutup dengan twist, termasuk si Tom yang ternyata hantu dan sebagainya, saya mulai mengerutkan kening, saya mau putar kembali film ini tapi kok malas rasanya. Jadinya film ini agak memaksakan akhirnya, dengan meminta kepada penonton untuk mengerti bahwa akhirnya hantu itu memang bisa dilihat (dan tidak dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain). Ya, ya, seandainya saya lebih expect sama film ini, saya juga akan menyukai akhirnya (bahkan ke akhirnya yang bahagia itu, aneh sekali bisa melihat akhir bahagia dari film hantu, saya terpengaruh film Ju-On soalnya). Pribadi, saya kurang suka ending yang akhirnya menghubungkan antara si tokoh utama dengan apa yang dia investigasi, bagi saya itu jadi sesuatu yang mencoba memperbolehkan karena tidak bisa menemukan akhir yang lebih baik. Saya saja mengira kalau ternyata si Florence meninggal pas itu sekolah asrama masih rumahnya, namun ternyata tidak. Fiuh.. jadi lumayan sebel dengan akhir yang mencocokkan itu.

Menurut saya, film ini mempunyai linear yang sama dengan The Number 23, bilang saja kamu amnesia atau terkena motivated forgetting (tuh kan, muncul lagi istilah psikologinya), dan voila, jadilah sebuah misteri. Yah... setidaknya lebih baik daripada orang menyadari kalau dia sudah mati, formula The Sixth Sense yang diulang-ulang. Oke, keep working Inggris dalam menciptakan film-film horor! Saya lupa apa ya film horor Inggris yang bagus? Saya takut nanti mereka seperti Korea Selatan dalam pertempurannya dengan Jepang masalah horor, Korea Selatan muncul dengan film-film yang art dan menurut saya sangat banyak yang membosankan.
60%

2 komentar:

  1. Pandangan skeptis bgt lol

    BalasHapus
  2. Yahhh itu sih karna selera loe emang selera film indonesia yg doyan majang muka setan ama teriakan pemain2nya dari awal sampe akhir. Kalo selera lu selera sundel bolong, kuntilanak, pocong dsbnya ya mending nonton suzanna aja, hantu ngesot, air terjun perawan dll. Jgn maksain nonton film berkelas dunia

    BalasHapus