SINOPSIS Penerbangan yang dilewatkan oleh sebuah
rombongan suster menjadi sebuah mimpi buruk bagi penumpangnya. Setelah amukan
seseorang yang tergigit tikus berhasil dipadamkan, mereka disuruh mendarat di
sebuah bandara dimana terminalnya sudah ditutup dan dikarantina. Pada malam
yang sama dimana Angela diseret menuju kegelapan, pada malam yang sama dimana
virus ganas menyebar, kau akan berharap akan melewatkan penerbangan ini.
RATING
R for bloody horror
violence, terror, language and brief sexual content
REVIEW
Setelah lihat di Wikipedia, kok disana ada link ke sebuah film berjudul Flight of the Dead yang nyaris sama
ceritanya. Saya masih nggak punya ide kenapa ada link itu dan maksudnya apa. Apakah karena ceritanya sama? Exorcist: The Beginning sama Dominion: Prequel to the Exorcist saja
tidak segitunya.
Ciuman yang menggetarkan dunia perfilman |
Dibawa pada penerbangan kali ini, kita masih
menemukan beberapa adegan klasik. Yang saya heran masih menjangkiti perfilman
horror Amerika adalah beberapa adegan standar, salah satunya adalah adegan
hei-kamu-nggak-papakan? Yang sudah saya liat di um…. 100 film terakhir?
Kayaknya horor sudah mulai menjadi mengerucut, kayaknya tata cara penampakan
film Indonesia perlu diadaptasi, deh. Adegan hei-kamu-nggak-papakan? Itu
maksudnya pas si pemerannya ingin mengecek apakah lawan mainnya yang tergeletak
atau diem ini baik-baik saja atau enggak. Yah, seperti yang sudah diduga ketika
tangannya bergerak lebih jauh (apaan nih, maksudnya?) si lawan mainnya jeger!
Bangun tiba-tiba sambil memegang tangan si pemerannya atau lawan mainnya
bergerak, atau…. Nggak ada apa-apa (tapi masih dapet bonus scoring menyeramkan beberapa saat).
Saya sih tidak terlalu peduli sama langkah
pengambilan gambarnya yang berganti dari found
footage jadi kamera biasa, sama-sama menyebalkannya. Saya masih ingat
nonton Insidious di bioskop yang
bukannya menyodorkan si pemerannya untuk dikagetin duluan, eh, malah kameranya
jalan duluan. Asem! Nanti masih mau mencoba dengan yang sekuelnya dan The Conjuring. Saya memang kurang suka
dengan Saw yang ikonik itu, tapi saya
sangat suka film-film ala Dead Silence.
Itu gelap dan klasik. Loh, kok ngelantur ke film yang lain??
Ketika sudah berada di terminal, semuanya mulai
kehilangan tujuan (nah, begitu juga penontonnya) tapi segera muncul kembali
harapan-harapan dengan adanya jalan keluar. Bisa dibilang tidak ada yang baru
yang bisa ditawarkan oleh film ini. Semuanya terlihat sama. Mungkin yang bagus
adalah adegan pas di dalam truk itu. Sama yang deg-degan itu ketika si cowok
yang bawa-bawa tikus itu sudah mengungkapkan dirinya adalah bagian dari si
sekte. Terus dia suntik matanya!!!!! Arghhhhhh!!!! Sumpe lo? Sumpe lo?
Gara-gara film ini saya jadi sering lepas earphone
dan membiarkan sedikit suaranya mencak-mencak dari kejauhan. Hihihi, cuma
menikmati gambarnya saja. Dari awal, banyak karakter-karakter yang bikin
kasihan, tapi namanya juga film beginian, lama-lama sebenarnya kita nggak
terlalu peduli siapa yang bakal selamat. Biasanya, yang dipedulikan adalah: setidaknya
ada yang selamat. Nah, setidaknya film ini berhasil memancing saya untuk terus
menonton hingga akhir tanpa mengintip akhirnya yang telah tertulis di
Wikipedia. Hingga akhirnya, ketika si ceweknya ngos-ngosan, endingnya jadi
makin pasti. Yang saya yakin memang salah satu di antara dua orang ini akan
selamat, dan dengan resminya digigit, maka sudah bisa diputuskan siapa yang
masih tetap bertahan hidup.
Adegan akhirnya, cukup aneh. Binatang-binatang
itu berhasil keluar. Kalau di akal sih nggak masuk banget, soalnya si tikus itu
begitu jauhnya dari lokasi ketika ia berkeliaran dan ia muncul setelah si
cowoknya pergi.
Oh! Kelupaan. Ada saat-saat dimana mereka
tengah dikejar-kejar, saya kok ngerasa mereka begitu mudah ditarik untuk
mempercepat bagian akhirnya. Jadinya, saya nggak bisa konsen tentang berapa
orang yang ada di film ini. Saya sih akhirnya cuma bisa lihat empat orang yang
main. Yang lainnya cuma tempelan saja. Padahal, di pesawat sudah terbangun mood ingin menonton bagaimana akhirnya
si ini, si itu. Film ini dengan cepat melupakan mereka.
Alhasil, film ini merupakan sebuah film yang
tensinya sama seperti presedornya. Keduanya menurut saya bagus. Tapi disini,
kita nggak dapat sesuatu yang baru dari genre ini. Tidak untuk mengembangkan
cerita Quarantine juga. Jadi, tonton
saja dengan tenang dan jangan pernah menutup mata anda. Hihihi….
70%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar